Biografi Alfred Adler, teorinya, dan pemikirannya.
Kali ini kamu akan mengenal Alfred Adler, perjalanan hidupnya dan teori-teorinya yang kaya inspirasi. Yuk simak!
Pernah dengar ada orang yang bisa mencicipi warna? Atau orang yang merasa dirinya adalah sapi? Cek 20 gangguan jiwa aneh di sini.
Apa itu stres? Apakah stres selalu berarti buruk? Bagaimana cara mengukur stres? Ketahui definisi, ciri-ciri, penyebab stres, dan skalanya di sini.
Biografi Alfred Adler, teorinya, dan pemikirannya.
Kali ini kamu akan mengenal Alfred Adler, perjalanan hidupnya dan teori-teorinya yang kaya inspirasi. Yuk simak!
Kali ini kita akan cari tahu tentang komunikasi interpersonal, aspek-aspeknya, ciri-ciri komunikasi interpersonal, serta alat ukur komunikasi interpersonal.
Sebenarnya narsistik itu apa sih? Seperti apa definisi narsisistik dari segi psikologi?
Semua berawal dari satu mitologi dari Yunani, ketika seorang pria bernama Narcissus mengembara demi mencari cinta. Dalam upaya pencarian cinta itu, dia bertemu cewek bernama Echo. Si Echo ini ternyata naksir sama dia.
Apa daya, Narcissus gak ada rasa sama Echo. Dia nolak Echo deh.
Lalu satu kali, Narcissus memandang genangan air.
Ada seseorang di genangan air itu. Pantulan wajahnya sendiri.
Dan Narcissus jatuh cinta sama pantulan wajahnya itu. Tapi apa daya, dia gak mungkin mencintai dirinya sendiri (maksudnya kayak pacaran atau menikah). Atas kekecewaan dan frustrasi itu, Narcissus menenggelamkan diri deh.
Jatuh cinta sama diri sendiri itulah yang memunculkan istilah narsisistik.
Secara garis besar sih, narsisistik didefinisikan sebagai kecintaan diri sendiri yang tinggi, bahkan pada taraf tertentu merugikan.
Narsisistik adalah perilaku yang mengagungkan dan menyayangi diri sendiri yang terlalu besar.
Orang dengan narsisistik menganggap mereka lebih menarik, lebih pintar, dan lebih penting dari orang lain.
Orang dengan narsisistik menganggap mereka layak diperlakukan spesial.
Pernah kenal sama orang yang kayak gini nggak? ;p
Lanjut!
Apa itu self efficacy? Apa faktor pembentuknya? Apa variabel terkait efikasi diri? Kita bahas semua di sini.
Nengsih termangu membaca whatsapp dari sahabatnya, Rani. Laptop yang sedari tadi menampilkan film korea dia abaikan.
Sahabatnya itu baru saja dapat beasiswa ke luar negeri! Ia pun, dalam whatsapp-nya, memberi semangat pada Nengsih untuk ikut mengirimkan permohonan beasiswa di perusahaan yang sama.
Nengsih termenung. Dua bulan yang lalu, dia tidak yakin bahwa dia bisa dapat beasiswa ke luar negeri seperti yang terpampang di poster di kampusnya. Alasannya simpel: dia sadar dia nggak terlalu pintar. Dia biasa aja.
Tapi kini dia merasa dia juga bisa. Kenapa nggak? Rani bahkan nggak sepintar dia. Bergegas film korea itu ia tutup, ia segera menyusun form aplikasi untuk ia kirimkan.
Perasaan apa ini? Mengapa ia mendadak merasa mampu seperti ini?